Mempunyai masalah Listrik,AC,Pompa air,dll masuk aja ke http://permata tehnik-gsm.blogspot.com

Rabu, 24 Maret 2010

News

Diposting oleh Taufik

Perang Batu Kembali Terjadi di Makam Mbah Priok

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi saling lempar batu antara Satpol PP dan warga yang bertahan di dalam makam Mbah Priok di Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, kembali terjadi pada Rabu (14/4/2010) siang. Situasi kembali memanas setelah kedua belah pihak menahan diri.

Situasi memanas kembali setelah sebuah lemparan batu melayang dari kerumunan Satpol PP ke arah warga. Lemparan itu spontan dibalas bertubi-tubi oleh warga. Selain batu, benda yang juga menjadi senjata lempar adalah botol kaca dan benda-benda lain.

Teriakan "maju" dan "serbu" mewarnai pertikaian kedua belah pihak. Negosiasi sendiri belum menunjukkan titik terang sehingga belum ada penyelesaian yang memuaskan.

Seperti diberitakan, ratusan warga bertahan mencegah ribuan Satpol PP yang dibantu aparat kepolisian yang hendak membongkar makam Mbah Priok yang dikeramatkan oleh warga.

Dua yang tewas itu disebut-sebut berasal dari anggota Satpol PP dan warga sekitar yang menolak dilakukan pembongkaran. Selain itu, dikabarkan 25 orang terluka dari kedua belah pihak.

Diberitakan sebelumnya, satu anak muda terlihat babak belur, habis dipukuli. Bertelanjang dada, remaja berumur 20 tahunan ini digiring oleh 2 petugas Satpol PP.

Selang beberapa menit, seorang bapak dengan muka berdarah-darah digotong oleh beberapa petugas Satpol PP. Pri ini diangkut ke mobil ambulans hanya memakai celana dalam saja.

Kejadian ini terjadi saat ratusan warga Tanjung Priok yang menolak penggusuran lokasi makam tokoh Muslim Al Arif Billah Hasan bin Muhammad Al Haddad, bentrok dengan ratusan aparat Satpol PP.

Bentrokan itu terjadi di depan pintu gerbang makam tokoh yang juga dikenal dengan panggilan Mbah Priok.






Dewan Inggris desak face book pasang tombol darurat

Liputan6.com, Inggris: Dewan Inggris Untuk Keselamatan Anak-anak di Internet (UKCCIS), di London, Inggris, Selasa (23/3), mendesak situs jejaring sosial Facebook, untuk segera memasang tombol panik atau tombol keamanan, di setiap akun pemilik Facebook.

Kekhawatiran mengenai dampak negatif Facebook ini beralasan, sebab, pada Oktober 2009 lalu, seorang remaja Inggris bernama Ashleigh Hall dibunuh, setelah bertemu seorang yang dikenalnya lewat Facebook. Korban yang menyangka teman Facebooknya remaja, ternyata seorang residivis kejahatan seksual, berusia 32 tahun.

Sejak kasus itu, UKCCIS meluncurkan kampanye penyelamatan, yang salah satu isinya, mengusulkan penambahan tombol panik di sejumlah situs internet. Tombol ini memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan pusat perlindungan anak di Inggris.

Sementara itu pihak Facebook memutuskan, tidak akan memasang tombol panik, dengan alasan, sistem pelaporan kejahatan seksual yang selama ini digunakan, masih berjalan dengan baik[baca: Akses Bagi Perlindungan Anak Dibatalkan, Facebook Dipanggil.

Mungkin sudah saatnya Indonesia pun mendirikan lembaga pengawas keselamatan anak-anak di dunia maya. Pasalnya selama ini sudah banyak terjadi kasus kejahatan akibat Facebook di berbagai daerah. Facebook memang seperti pedang bermata dua. Di satu sisi menawarkan hiburan, namun di sisi lain juga bisa membahayakan.(WIL/ARL)



                                                                         












0 komentar:

Posting Komentar